Popped in My Mind

Archive for the ‘Me’ Category

Etika Kemeja Lengan Panjang dan Pendek

Suatu malam saya mengikuti acara, saya lupa acara apa, ada seorang pejabat saat itu yang menyampaikan tentang etika menggunakan kemeja lengan pendek atau lengan panjang. Pada intinya beliau memberi penjelasan bahwa saat malam hari etika nya menggunakan kemeja dengan lengan panjang, sedangkan saat menghadiri acara di siang hari etika nya menggunakan kemeja lengan pandek.

Berdasar perkataan beliau, beberapa kali saya mengikuti acara pada siang hari menggunakan kemeja dengan lengan pendek. Beberapa teman saya mengatakan kalo mengikuti acara formal tidak pantas menggunakan kemeja lengan pendek, kaya tukang foto aja.. hehe.. sampai beberapa acara saya hadiri di siang hari saya tetap menggunakan kemeja lengan pendek.

Hal ini menjadi perdebatan di hati saya. Saya bertanya pada sesepuh saya mbah google dan mbah wiki, 😀 namun mereka tidak memberi jawaban yang memuaskan. Kemudian saya bertanya kembali ke mbah wiki.

  • Saya : Mbah.. Sebenernya etika itu apa to mbah?
  • Mbah Wiki : Nggerr.. Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
  • Saya : Nggih mbah, matur nuwun..

Mendengar jawaban mbah Wiki, saya mulai berpikir, terdapat beberapa kata yang menarik perhatian saya, seperti nilai, kualitas dan penilaian moral. Hmm.. Jika saya selama ini mengikuti apa yang pernah dikatakan seseorang bahwa acara siang menggunakan kemeja lengan pendek namun penilaian moral masyarakat mengatakan itu tidak pantas maka saya salah jika saya mengabaikan penilaian moral, maka saya menyalahi etika yang terbentuk dalam masyarakat tersebut.

  • Saya : Mbah.. Matur nuwun, kulo sampun ngertos.. (Mbah.. Terima kasih, saya sudah mengerti..)
  • Mbah Wiki : Iyo ngger..

KTP Tidak Gratis

Beberapa bulan yang lalu saya melihat acara ‘John Pantau’ disebuah stasiun televisi.Saat itu membahas mengenai KTP. Saya masih ingat saat itu ada beberapa artis yang diwawancara apakah ada yang membayar untuk membuat KTP Jakarta, salah seorang artis tersebut adalah Aming yang menyebutkan membayar uang sebesar 200rb, kemudian dengan lantang John Pantau tertawa, dia bilang KTP itu gratis. Kemudian berpindah ke masyarakat kelas bawah, mewawancarai beberapa orang menanyakan apakah orang tersebut memiliki KTP, dan mayoritas menjawab mereka tidak memiliki KTP Jakarta.

Kemudian acara berpindah ke sebuah kecamatan, dengan menggunakan kamera tersembunyi seorang kru berpura-pura akan membuat KTP, singkat cerita kru tersebut dimintai biaya administrasi sebesar beberapa ratus ribu, saya lupa nominalnya, untuk waktu pembuatan 3 bulan dan sekian ratus ribu rupiah lebih mahal untuk waktu pembuatan yang lebih cepat, sekitar seminggu. Yang ternyata si pemberi harga bukan orang kecamatan, hanya orang yang ‘bantu2’, situasi menjadi memanas. Pada intinya acara hari itu menekankan membuat KTP tidak diperlukan biaya alias gratis.

Saya baru pindah saat melihat acara tersebut, sehingga saya berencana untuk membuat KTP dengan cara yang benar, sesuai dengan prosedur yang berlaku, bener g se bikin KTP gratis? Itu pertanyaan dalam hati saya. Berangkat saya ke kelurahan untuk membuat KTP, dari kelurahan saya diminta ke kecamatan untuk meminta formulir yang akan diajukan ke dinas kependudukan. Singkat cerita semua prosedur saya lewati mulai dari menghadap ketua RT, ketua RW, kelurahan sampai kecamatan. Dari proses menghadap ini saja saya sudah merogoh kocek sekitar 40rb rupiah dengan alasan biaya administrasi di setiap tempat, saat itu saya mengajukan 2KTP dan sebuah KK. Saya pikir selesai sampai disitu saya merogoh kocek saya. Ternyata semua keperluan tadi hanya untuk mengajukan permohonan ijin tinggal ke dinas kependudukan, yang untuk mendapatkan ijin tinggal harus merogoh lagi sebesar 100rb masing2 orang, kocek mulai terasa tipis.. Setelah surat ijin tinggal diterbitkan, kembali ke kecamatan untuk mengajukan ijin tinggal untuk kemudian dibuat KTP dan KK, kembali diminta biaya administrasi sebesar 15rb.

Dari semua yang saya alami saya merogoh kocek sangat dalam untuk membuat KTP saya dan istri serta KK. Tarikan saat permohonan ijin tinggal dan biaya pembuatan KTP dan KK adalah tarikan legal. Dari sini saya mengerti kenapa banyak masyarakat kurang mampu banyak yang tidak memiliki KTP atau KK. Biaya yang dijanjikan gratis ternyata hanya tipu2 dan membuat kantong semakin menipis. Kalo begini jangan salahkan orang2 yang enggan membuat KTP karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit.

Jam Kinetik

Beberapa hari lalu saya dapat hadiah sebuah jam dari seorang teman. Thanks. Beberapa saat lalu saya melihat jam saya, jarum detik nya berhenti, halah.. jam baru kok langsung rusak. Iseng2 aku liat, aku amat2i ternyata jarum detiknya jalan lagi, langsung saja aku ambil kesimpulan ini jam kinetik, wuihhh.. alhamdulillah.. Jadi jam kinetik itu jam yang g perlu batere atau diputar seperti jam tangan lain. Jam kinetik sangat dipuja karena hemat enegi dan sangat presisi. Tapi bagaimana se jam kinetik dapat bekerja dengan tanpa batere atau diputar.

Jam kinetik adalah jam yang dapat mengisi kembali tenaganya dengan memanfaatkan pergerakan dari orang yang menggunakannya, itu mengapa disebut jam kinetik karena menggunakan energi kinetik yang dihasilkan dari gerakan.

Bagaimana energi kinetik terjadi? Saat terjadi gerakan ‘oscillating weights’ berputar. Oscillating weights adalah sebuah piringan metal berat yang berputar bebas ke dua arah. Pergerakan ini kemudian menghasilkan muatan magnet, kemudian medan magnet berputar melalui kumparan kabel, yang merangsang arus listrik pada kabel. Agar arus tidak mengalir kembali dan menghilangkan arus yang dihasilkan, ‘oscillating weights’ diletakkan tidak ditengah, sehingga arus selalu kearah yang diinginkan, membuat kumpulan energi positif dan mengisi batere.

Bagaimana penyimpanan energi? Sebuah jam kinetik terisi penuh dapat menyimpan energi selama 6 bulan tanpa memerlukan pengisian ulang. Kapasitor utama jam menyimpan energi, secara simultan menyimpan rekaman waktu yang benar. Biasanya jam akan ‘sleep’ setelah sekitar 24 jam tidak aktif. Saat diaktifkan kembali jam akan kembali sesuai dengan perhitungan kapasitor.

Sebuah jam kinetik biasanya memerlukan pemeliharaan setelah tujuh tahun. Bukan batere jam yang perlu diganti tapi kapasitor utama yang menyimpan energi dan rekaman waktu.

Sumber : http://ehow.com